Gunung Agung adalah gunung tertinggi di pulau Bali dengan ketinggian 3.142 mdpl. Gunung ini terletak di kecamatan Rendang Kab.Karangasem - Bali
Gunung Agung adalah gunung berapi tipe strato, gunung ini memiliki kawah yang sangat besar dan sangat dalam yang kadang - kadang melepaskan asap dan uap air. Dari Pura Besakih gunung ini nampak runcing sempurna, padahal puncak gunung ini memanjang dan berakhir pada kawah yang melingkar dan lebar. Pendakian menuju puncak gunung ini dapat dimulai dari tiga jalur pendakian yaitu :
-Dari selatan adalah dari selat lewat sangkan kuasa.
-Dari tenggara ialah dari Budakeling lewat nangka
-Dari Barat daya yang merupakan jalur pendakian yang umum digunakan oleh para pendaki yaitu dari Pura Besakih.

JALUR PURA BESAKIH

Jalur ini sering dipakai pendaki, selain melewati kompleks pura Besakih yang terkenal , kita akan melihat pemandangan yang sangat mengesankan disepanjang perjalanan. Disepanjang jalur ini tidak terdapat mata air sehingga pendaki harus membawa bekal air yang banyak.
Menjelang batas hutan terakhir sebenarnya terdapat mata air yang disucikan oleh masyarakat, namun tidak boleh sembarang orang untuk ke sana.
Tidak terdapat pos khusus untuk para pendaki, namun pendaki wajib melaporkan diri di kantor polisi di pintu gerbang Pura Besakih. Untuk kelengkapan surat-surat sebaiknya siapkan surat jalan dari sekolah/kampus atau RT/RW. Tidak dikenakan biaya administrasi tetapi sebaiknya kita memberi secara suka rela.
Kita dapat juga bermalam di pos polisi ini jika kemalaman pada saat turun gunung. Tidak banyak informasi yang dapat diperoleh dari petugas (polisi) tentang gunung, kecuali catatan kecelakaan yang terjadi di Gunung. Bila hendak menyewa ranger (guide) biayanya berkisar Rp.400.000,- Dari para guide lokal inilah informasi tentang gunung baru bisa diperoleh.
Agar selamat sebaiknya pendaki singgah di pura untuk berdoa, pantangan bagi pendaki agar tidak membawa daging sapi dalam bentuk apapun. Pada saat ada upacara besar biasanya pendaki dilarang naik karena menurut kepercayaan dan pengalaman masyarakat setempat biasanya sering terjadi kecelakaan pada saat ada upacara besar.

Pendakian menuju puncak gunung agung ini akan melewati tempat-tempat ibadah orang bali, sehingga bagi para pendaki yang ketika akan mendaki mendapati upacara keagamaan disarankan agar menunda pendakiannya untuk menghormati ritual keagamaan tersebut. Disamping itu jalur yang dilalui sempit apa bila berjumpa dengan iring-iringan masyarakat yang hendak mengadakan upacara di gunung, ke beradaan para pendaki sangat mengganggu perjalanan mereka yang membawa berbagai sesaji.
Tim merbabu-com dalam perjalanan menuju puncak Gn.Agung bertemu dengan iring-iringan masyarakat bali yang hendak mengadakan upacara Tirta Suci.
Mereka membawa berbagai bentuk sesaji salah satunya kambing hidup, dengan cepat mereka berjalan menuju puncak gunung, sementara Tim Merbabu-Com berjalan dibelakang mereka agar tidak mengganggu perjalanan mereka. Sebelumnya kami minta ijin kepada pemimpin upacara tersebut untuk mendaki ke puncak.
Perjalanan diawali dari pura puseh lewat pura plawangan ke pura telaga mas kemudian perjalanan dilanjutkan ke tirta dasar sampai di batas hutan terakhir atau dinamakan hutan pengubengan. Melewati kompleks pura jalanan tertata rapi, kemudian kita memasuki kawasan hutan yang agak landai sekitar 1/2 jam, selebihnya jalur terus menanjak.
Jalur yang dilewati sempit dengan sisi kiri kanan jurang, jalur ini terdiri dari tanah bercampur pasir dan kerikil sehingga sangat licin, bila hujan jalur akan semakin parah. Terdapat banyak tanjakan terjal melalui akar-akar pohon dengan berpegangan menggunakan akar.
Dalam kawasan hutan ini jalur sempit sehingga bila berjumpa dengan pendaki lain harus minggir, juga hampir tidak ada tempat yang cukup luas untuk membuka tenda. Itulah sebabnya para pendaki sangat mengganggu masyarakat yang sedang mengadakan upacara di gunung. Menjelang batas akhir hutan jalur berupa pasir yang sangat licin dan mudah merosot.
Perkemahan dapat dilakukan pada ketinggian 2500 meter atau setelah 5 jam pendakian melalui kawasan hutan. Di sini menjadi batas akhir hutan dan jalur agak lega dan terdapat tempat yang sedikit terbuka. Banyak terdapat monyet yang pemalu, mereka mengikuti pendaki namun tidak berani mendekat, berbeda dengan monyet di gunung Rinjani yang sangat berani dan mengganggu pendaki.

Di siang hari tampak monyet-monyet bermain-main di lereng-lereng yang sangat terjal. Di tempat ini Tim skrekanek memberi sesaji kepada dewa hanoman, berupa buah-buahan. Dari titik ini pendaki dapat melakukan point atau terus mendaki selama 3 jam sampai ke puncak kawah gunung Agung sebelah tenggara.
Jalur berikutnya berupa tebing curam dengan batu-batu besar, pendaki harus merangkak dan memanjat tebing ini, pendaki harus mencari sendiri sisi tebing yang mana yang nyaman dipanjat. Selain sangat curam juga sangat berbahaya karena dibawahnya batu-batu besar siap menyambut kita bila sampai tergelincir kebawah, bisa-bisa pendaki akan menggelinding ke jurang yang lebih dalam lagi.
Setelah berhasil memanjat tebing, meskipun tanpa peralatan panjat tebing, kita akan disambut oleh lereng terjal dan tandus. Disini pendaki harus merangkak mendaki ke atas karena keterjalannya yang sangat curam. Pendaki akan tertipu seolah-olah disinilah puncak gunung agung, setelah bersusah payah memanjat tebing ini pendaki akan kecewa karena setelah sampai di puncak tebing tampak menjulang tinggi bukit pasir dan batuan yang jauh lebih tinggi dan lebih berbahaya.
Puncak tertinggi berada di sebelah barat daya, yakni sebuah bukit berbatu yang tandus dari batu gunung berapi yang runcing. Untuk menuju kawah Gunung Agung kita melewati beberapa puncak gunung yang berpasir dan jalur sangat sempit dan memanjang.
Jalur ini sangat curam dan berbahaya, lebih-lebih jika ada angin kencang dan badai akan semakin membahayakan pendaki.

Kawah gunung agung lebar melingkar dan sangat curam disisi luar, dan tegak lurus kecuramannya di sisi dalam kawah.
Setiap tahun diadakan upacara dengan sesaji kerbau yang diceburkan ke dalam kawah melewati jalur selat ( sisi selatan ), karena tidak mungkin untuk melalui jalur Pura Besakih. Pendaki bisa berjalan di sepanjang sisi kawah untuk menuju jalur pendakian yang lain.
Dari puncak gunung Agung kita dapat melihat puncak Gunung Rinjani yang berada di pulau Lombok, meskipun kedua gunung tertutup awan karena kedua puncak gunung tersebut berada di atas awan. Pagi hari udara masih bersih sehingga kita dapat memandang gunung-gunung lainnya di pulau bali, menjelang siang badan dan puncak Gunung Agung diselimuti awan sepanjang hari.
Mencapai puncak Gunung Agung yang suci ini menjadi suatu kebanggaan tersendiri dan akan lebih berarti lagi bila disertai dengan perenungan diri, meditasi, atau bersembahyang, disamping pemandangan pulau Bali yang sangat indah dari puncak gunung.
Keberhasilan mencapai puncak Gunung agung bukan berarti perjalanan kita telah berakhir, karena menuruni puncak Gunung Agung bahkan lebih berbahaya dari pada mendaki, stamina dan semangat pendaki biasanya sudah menurun padahal kita harus tetap berkonsentrasi penuh.
Kadang pendaki menjadi pusing dan ngeri ketika menuruni puncak Gunung yang sangat curam dan berbahaya, karena memandang ke bawah tanpa terhalang pohon pemandangan jurang yang sangat dalam. Untuk itu jangan tinggalkan teman berjalanlah secara beriringan dalam jarak dekat, tingkatkan solidaritas sehingga dapat menghibur dan saling membangkitkan semangat.
Sesampai di pos polisi bila Anda kelelahan dan kemalaman dapat menumpang tidur di sini. Banyak terdapat toilet yang disewakan dan warung-warung disekitar pos. Terdapat banyak penginapan penduduk di sekitar Pura Besakih. Bila anda beruntung dapat menyaksikan upacara keagamaan yang diiringi dengan tari-tarian. Dari Pura Besakih ini hampir tidak ada kendaraan umum, karena para turis biasanya menyewa mobil. Di pagi hari biasanya ada kendaraan umum menuju kota terdekat.
Untuk menghilangkan rasa capek pergilah ke pantai kuta, mandi dan berjemur dipantai sepanjang hari bermain dengan ombak yang besar dan pasir, sampil melihat bule-bule berjemur dijamin lupa akan segala penderitaan di gunung. Tim Merbabu-Com bermain dan berlari-lari di pantai kuta, lupa kalau kaki masih sakit dan badan pegal-pegal. Malam hari ketika tidur Anda akan bermimpi ganda antara gunung dan pantai. Keesokan harinya Tim Merbabu-Com menikmati ombak yang lebih tenang dan bermain kano di pantai sanur. Dari sini kami dapat memandang gunung Agung yang penuh dengan keagungannya.


4 comments

  1. blackmamba Said,

    siip bro..
    nanti sekalian saya posting artikelnya deh...
    tapi kalo ada konsumen dari sini, jangan lupa komisinya ya bro...
    hahahaha,,,
    kidding..

    Posted on 31 Agustus 2009 pukul 21.02

     
  2. Anonim Said,

    SALAM LLESTARI..... mbak-mas,tolong kasi tau transportnya dong kalo dari jakarta kira-kira naik paja samapai ke tempat lokadinya?

    jawabanya kirim ja ke : aga_ajeb2@yahoo.com

    Posted on 29 Juli 2011 pukul 00.58

     
  3. pendakian ini apakah sangat terjal atau biasa,,
    karena takut kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,,
    tapi melewati keindahan alam bali sangatlah menakjubkan,,
    jadi penasaran ingin mencoba,,
    makasih ya gan,

    Posted on 24 Oktober 2011 pukul 11.09

     
  4. gambarnya dong mas

    Posted on 23 Januari 2013 pukul 18.18

     

Posting Komentar