Bandung, sebagai kota wisata, tak pernah sepi dari objek-objek menakjubkan. Kota berhawa dingin ini memang gudangnya tempat wisata yang tepat untuk melepas penat di tengah hiruk pikuk metropolitan.
Seperti kawasan Hutan Bandung Selatan yang menawarkan eksotiknya Kawah Putih. Sebuah kawah besar yang mengandung cairan belerang, terletak di lereng gunung Patuha, kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Terletak kurang lebih 45 km dari selatan kota Bandung, berada di antara jalur Ciwidey - Situ Patengan

Menuju lokasi danau Kawah Putih, dari pintu masuk hingga ke kawah jaraknya sekitar 5 km atau bisa ditempuh sekitar 20 menit. Melalui jalan beraspal yang berkelok-kelok dengan pemandangan hutan tanaman Eucalyptus dan hutan alam dengan aneka ragam species hutan hujan tropis.
Selain bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan, dapat pula ditempuh dengan berjalan kaki atau lintas jalan kaki sejauh 7 km dari objek wisata alam Punceuling, melalui jalan setapak hutan alam. Meski perjalanan agak melelahkan, namun di sepanjang perjalanan akan terhibur dengan suasana hutan alam dan udara segar dan bersih. Bagi petualang, jalur ini menjadi alternatif yang cukup menantang hingga mencapai objek wisata kawah.

Kawah putih berada di ketinggian 2.194 m meter di atas permukaan laut, terbentuk saat terjadi letusan gunung Patuha sekitar tahun 1000-1200. Sekarang kawah ini sudah relatif stabil, dengan tidak adanya aktivitas aliran magma yang membahayakan sejak tahun 1600.
Sebelum ditemukan Kawah Putih di puncak Gunung Patuha, masyarakat menganggap puncak itu sebagai daerah yang angker, tak seorang pun berani menjamahnya. Bahkan, karena angkernya, burung yang melewati kawah pun akan mati. Kisah-kisah turun-temurun yang beredar di kalangan penduduk setempat menyebutkan, puncak Gunung Patuha dulu merupakan tempat pertemuan para leluhur Bandung Selatan.
Puncak tertinggi Gunung Patuha dinamakan Puncak Kapuk. Konon di situlah para leluhur berembuk memperbincangkan kesejahteraan dan keamanan masyarakat melalui penjagaan kelestarian hutan.
Penduduk setempat juga mengatakan, makam para leluhur itu dipercaya berada di Puncak Kapuk. Pada waktu-waktu tertentu, sering ada orang yang kawenehan (secara kebetulan) melihat seekor domba yang bulunya hijau mirip lukut, sehingga disebut domba lukutan, dan dipercayai sebagai ternak peliharaan para leluhur tadi.
Misteri keindahan danau Kawah Putih baru terungkap tahun 1837, oleh seorang ilmuwan Belanda peranakan Jerman, Dr. Franz Wilhelm Junghun, yang juga seorang pengusaha perkebunan Belanda yang mencintai kelestarian alam.
Saat itu, Junghun mengadakan perjalanan ke Gunung Patuha, dia sempat bertanya pada masyarakat setempat tentang suasana alam yang dirasakannya sangat hening dan sunyi itu. Ternyata dia mendapat jawaban, bahwa di kawasan tersebut merupakan daerah angker sebagai kerajaan jin dan tempat bersemayamnya roh para leluhur. Kondisi lembah Gunung Patuha pada waktu itu masih berupa hutan lebat, dipenuhi pohon-pohon kayu jenis lokal, seperti rasamala, saninten, huru, samida, dan lain sebagainya.
Namun, Junghuhn tidak mempercayai cerita itu begitu saja, sambil melanjutkan perjalanan menembus hutan belantara hingga akhirnya menemukan sebuah danau kawah yang indah. Dari dalam danau itu keluar semburan lava bau belerang yang menusuk hidung. Ternyata kondisi belerang yang sangat tinggi itulah yang menyebabkan burung enggan terbang di atas permukaan kawah.
Meski sudah ditemukan, keindahan danau Kawah Putih tetap saja tak dikenal dan belum bisa dinikmati oleh masyarakat luas. Hingga 1987 PT Perhutani (Persero) Unit III Jabar dan Banten mengembangkannya menjadi sebuah objek kunjungan wisata.
Popularitas Kawah Putih mulai meningkat. Apalagi lokasinya merupakan satu rangkaian dengan objek-objek wisata hutan Bandung Selatan lainnya, seperti Rancaupas dan Cimanggu.
Rancaupas sudah sejak lama menjadi areal penangkaran rusa. Di dekat areal penangkaran rusa, terdapat bumi perkemahan yang selalu padat pada musim liburan sekolah, terutama pada bulan Juli-Agustus. Cimanggu merupakan kolam renang air panas yang cukup luas. Dilengkapi kamar-kamar mandi khusus juga beberapa cottage.

Kawah Putih memang menakjubkan, baik dari sosok penampilannya, maupun dari aspek kelestarian lingkungannya. Cekungan seluas 25 hektar itu berair keputih-putihan.
Air danau kawahnya selalu berubah-ubah warna. Terkadang berwarna hijau apel dan kebiru-biruan, bila terik matahari dan cuaca terang, terkadang pula berwarna coklat susu, kuning terang dan yang paling sering dijumpai adalah berwarna putih disertai kabut tebal di atas permukaan kawah.
Bahkan, tatkala sore hari, air danau kawah pun, tiba-tiba pasang surut. Selain permukaan kawah yang berwarna putih, pasir dan bebatuan di sekitarnya pun didominasi warna putih. Karenanya kawah itu dinamakan Kawah Putih. Mirip dengan Danau Kalimutu.
Bila malam hari berkunjung ke Kawah Putih, keajaiban alam pun akan terjadi. Sekitar pukul 21.00, saat langit cerah dengan disinari bintang-bintang, dari danau kawah putih terlihat pancaran cahaya terang kehijau-hijauan menghiasi kawah. Kemudian, dari bias cahaya berwarna hijau itu, membentuk sebuah lingkaran yang mampu menerangi seluruh lokasi kawah. Benar-benar menakjubkan untuk dilihat.
Keberadaaan danau Kawah Putih di puncak Gunung Patuha yang menurut penelitian masih tergolong aktif itu di batasi oleh dinding bebatuan terjal di sebelah utara dan di sebelah barat masih terdapat pancaran kawah yang bergolak. Jika ingin lebih dekat kawah bisa melalui pintu masuk di sebelah timur. Tak jauh dari lokasi kawah terdapat sebuah gua buatan sedalam 5 meter.
Keindahan kawah pun bisa dinikmati lebih dekat lagi, sambil berjalan santai atau pun duduk-duduk pada shelter-shelter. Sementara beraneka jenis flora dan fauna bisa dijumpai di sekitar kawah, seperti tanaman Cantigi dan Lemo, yang berbau harum seperti minyak lawang. Khasiat tanaman Lemo, dapat mengusir binatang berbisa seperti ular. Selain itu terdapat pula tanaman Vaccinium sebagai vegetasi khas daerah kawah.
Bila kita akan naik ke puncaknya bisa mendapati bunga Eidelweis. Adapun jenis fauna yang sering muncul, antara lain elang, monyet, kancil, babi hutan serta macan kumbang dan tutul.
Keindahan danau Kawah Putih Gunung Patuha, memang sangat mempesona dan menakjubkan. Bahkan, jika sudah mengetahui keajaiban alamnya, pasti akan mengatakan tak ada kawah yang seindah Kawah Putih.
Karena keindahan alamnya, Kawah Putih sering dijadikan tempat syuting film dan sinetron. Ditunjang jalan yang cukup mulus, dari jalan raya Ciwidey hingga ke areal parkir di dekat kawah, maka pengunjung Kawah Putih dari hari ke hari terus berjubel.
Tertarik untuk menikmati keindahannya? Siapa tau bisa ketemu artis waktu ada syuting. Lumayan khan?

Sumber: KapanLagi.com

Posting lebih lengkap tentang Gunung Patuha sedang saya susun. Ditunggu Yaa..
salam, Blackmamba..


3 comments

  1. Anonim Said,

    Ralat:
    Danau Kelimutu bukan di Lombok.
    Thx.

    Posted on 14 Agustus 2009 pukul 02.40

     
  2. blackmamba21 Said,

    Terimakasih koreksinya.
    akan segera saya perbaiki..
    salam..

    Posted on 14 Agustus 2009 pukul 04.13

     
  3. saya adli rizky
    dari cimahi anggota ccs sudah diganta jadi virus nesia

    saya meminta izin untuk mengcopy artikel ini..
    apakah bokeh??

    Posted on 4 Mei 2011 pukul 23.07

     

Posting Komentar